Cara Investasi Saham sering kali terdengar rumit, eksklusif, dan hanya cocok untuk para profesional berdasi, padahal realitanya sangat berbeda. Saham adalah instrumen investasi yang mudah diakses dan berpotensi memberikan imbal hasil signifikan, jauh melampaui tabungan konvensional. Panduan mendalam ini dirancang untuk membongkar mitos tersebut dan memberikan Anda langkah-langkah praktis, terperinci, dan terkini mengenai Cara Investasi Saham yang benar, mulai dari nol hingga Anda siap membuat keputusan investasi pertama. Kami akan membahas persiapan mental, pemilihan sekuritas, hingga strategi yang teruji, semuanya disajikan dengan bahasa santai dan mudah dicerna.
Jujur saja, ketika pertama kali mempelajari Cara Investasi Saham, saya sangat takut. Saya ingat betul saat itu tahun 2018, saya hanya punya modal Rp 2 juta, dan bingung harus memulai dari mana. Rekan-rekan saya di kantor ramai membicarakan saham gorengan yang naik ratusan persen dalam sehari, dan saya sempat tergoda. Untungnya, saya memutuskan untuk membaca buku-buku investasi klasik daripada mengikuti cuan sesaat. Keputusan kecil itu menyelamatkan saya dari kerugian besar dan mengubah sudut pandang saya; investasi saham bukanlah judi, melainkan kepemilikan bisnis, dan di situlah letak kekuatannya. Pengalaman pribadi ini yang selalu saya pegang teguh: fokus pada bisnisnya, bukan pada pergerakan harga hariannya. Dengan panduan Cara Investasi Saham ini, saya harap Anda bisa melewati fase keraguan tersebut dengan lebih cepat dan terarah.
Mengapa Kita Perlu Belajar Cara Investasi Saham Sekarang?
Pertanyaan ini harus dijawab dengan data, bukan sekadar janji-janji manis tentang kekayaan instan. Alasan utama mengapa Anda harus mencari tahu Cara Investasi Saham adalah untuk melawan inflasi dan mencapai kebebasan finansial yang terencana. Uang tunai yang disimpan di bawah bantal atau di rekening tabungan biasa akan terus tergerus nilainya dari tahun ke tahun.
Sebagai contoh, jika inflasi rata-rata Indonesia adalah 3% per tahun, berarti uang Rp 10 juta Anda hari ini hanya memiliki daya beli setara Rp 9,7 juta tahun depan. Dengan belajar Cara Investasi Saham dan mengalokasikan dana ke perusahaan yang solid, Anda berpotensi mendapatkan imbal hasil di atas tingkat inflasi tersebut, sehingga kekayaan Anda benar-benar bertambah. Mempelajari Cara Investasi Saham adalah sebuah keharusan, bukan lagi pilihan, bagi siapa pun yang ingin masa depannya lebih terjamin.
Tren Pertumbuhan Investor Ritel di Indonesia
Indonesia saat ini sedang berada dalam era emas pasar modal, dengan peningkatan jumlah investor yang sangat masif. Data terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin melek investasi, dan pasar saham nasional menjadi semakin likuid dan stabil.
Apa Saja Bukti Perkembangan Positif Investor Saham di Indonesia?
Pasar modal Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dan resilien sepanjang tahun 2024, didukung oleh stabilitas pasar dan tingkat aktivitas perdagangan yang tinggi, serta penghimpunan dana yang terus meningkat.
- Peningkatan Jumlah Investor: Hingga saat ini, jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 17 juta Single Investor Identification (SID), melampaui target yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
- Dominasi Investor Domestik: Investor domestik memainkan peran yang semakin vital, bertindak sebagai ‘bantalan’ yang menopang pasar di tengah gejolak global.
- Kinerja Indeks: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan menunjukkan tren positif, sempat menembus level 8.500, yang mencerminkan optimisme di pasar saham domestik.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa kini saat yang tepat untuk mempelajari Cara Investasi Saham karena infrastruktur dan ekosistem pendukungnya sudah semakin matang dan mudah diakses. BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerja keras untuk memastikan keamanan dan kemudahan bertransaksi, menjadikan Cara Investasi Saham jauh lebih terpercaya.
Memahami Kekuatan Compounding dalam Saham
Konsep fundamental yang harus dipahami sebelum mulai mempelajari Cara Investasi Saham adalah Compounding, atau bunga berbunga. Ini adalah kunci yang membedakan investor sukses dan orang biasa. Sederhananya, compounding terjadi ketika Anda menginvestasikan kembali keuntungan (misalnya dividen) yang Anda peroleh, sehingga di periode berikutnya, Anda mendapatkan keuntungan dari modal awal ditambah keuntungan periode sebelumnya.
Albert Einstein disebut-sebut pernah menyebut compounding sebagai ‘keajaiban dunia kedelapan’. Sebagai ilustrasi, bayangkan Anda menginvestasikan Rp 10 juta dengan imbal hasil rata-rata 10% per tahun.
| Tahun | Modal Awal | Keuntungan (10%) | Total Akhir |
| :—: | :—: | :—: | :—: |
| 1 | Rp 10.000.000 | Rp 1.000.000 | Rp 11.000.000 |
| 2 | Rp 11.000.000 | Rp 1.100.000 | Rp 12.100.000 |
| 3 | Rp 12.100.000 | Rp 1.210.000 | Rp 13.310.000 |
Perhatikan bahwa keuntungan di tahun kedua dan ketiga lebih besar karena dihitung dari total dana yang sudah bertambah. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan dana Anda akan berbentuk kurva eksponensial, bukan garis lurus. Inilah mengapa Cara Investasi Saham sangat efektif untuk tujuan jangka panjang, seperti dana pensiun atau pendidikan anak. Memahami konsep compounding adalah langkah mental pertama yang wajib dimiliki sebelum Anda mempraktikkan Cara Investasi Saham.
Langkah Awal Praktis: Cara Investasi Saham dari Nol
Bagi pemula, tahap paling menakutkan adalah memulai. Kebanyakan orang berpikir perlu modal besar atau harus memiliki gelar ekonomi untuk memahami Cara Investasi Saham. Anggapan ini salah. Di era digital ini, memulai Cara Investasi Saham bisa dilakukan hanya dengan modal ratusan ribu rupiah.
Menentukan Tujuan Keuangan dan Profil Risiko
Sebelum sibuk memilih saham, Anda harus mendefinisikan “mengapa” Anda melakukan investasi. Tujuan yang jelas akan memengaruhi strategi Anda. Apakah Anda berinvestasi untuk:
- Jangka Pendek (di bawah 3 tahun): Biasanya membutuhkan instrumen yang lebih stabil dan likuid, saham kurang disarankan untuk tujuan ini.
- Jangka Menengah (3-5 tahun): Bisa mulai mengalokasikan sebagian kecil ke saham dengan fundamental kuat.
Jangka Panjang (di atas 5 tahun): Inilah habitat alami saham, di mana compounding* bekerja maksimal. Contohnya adalah dana pensiun atau dana kuliah anak.
Setelah tujuan ditetapkan, kenali profil risiko Anda. Memahami risiko adalah bagian penting dari Cara Investasi Saham yang bertanggung jawab. Profil risiko dibagi menjadi tiga:
- Konservatif: Sangat menghindari kerugian. Lebih cocok dengan obligasi atau reksa dana pendapatan tetap.
- Moderat: Menerima risiko sedang demi potensi imbal hasil yang lebih baik. Cocok untuk campuran reksa dana saham dan obligasi/saham blue chip.
- Agresif: Bersedia menanggung risiko tinggi demi potensi keuntungan maksimal. Inilah profil yang paling cocok untuk melakukan Cara Investasi Saham secara langsung.
Jangan pernah menginvestasikan dana yang Anda tahu akan Anda butuhkan dalam waktu dekat. Ini adalah kesalahan fundamental. Selalu gunakan uang dingin (idle cash), yaitu uang yang jika hilang, tidak akan mengganggu kebutuhan hidup harian Anda. Prinsip dasar ini memastikan Anda tidak panik menjual saat pasar sedang turun drastis.
Membuka Rekening Saham (RDN dan Sekuritas)
Langkah teknis pertama dalam mempraktikkan Cara Investasi Saham adalah membuka akun di perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas adalah jembatan resmi antara Anda dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berikut adalah proses penting dalam menjalankan Cara Investasi Saham ini:
- Memilih Perusahaan Sekuritas Terpercaya: Pilih sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh OJK. Pertimbangkan faktor-faktor seperti biaya transaksi (fee beli/jual), kemudahan platform aplikasi, dan layanan edukasi yang mereka berikan. Banyak sekuritas kini menawarkan biaya yang sangat kompetitif, bahkan ada yang serendah 0,15%.
- Pembuatan RDN (Rekening Dana Nasabah): Setelah memilih sekuritas, Anda akan diminta untuk membuka RDN. RDN adalah rekening bank atas nama Anda sendiri yang digunakan khusus untuk transaksi saham. Dana yang Anda setorkan ke RDN dijamin keamanannya dan dipisahkan dari rekening perusahaan sekuritas. Ini adalah salah satu fitur perlindungan yang membuat Cara Investasi Saham di Indonesia semakin aman.
- Pembuatan SID (Single Investor Identification): Ini adalah nomor identitas tunggal Anda sebagai investor di pasar modal Indonesia yang dikeluarkan oleh KSEI.
- Menyetor Modal Awal: Setelah RDN aktif, Anda bisa menyetor modal awal Anda. Umumnya, kini tidak ada lagi persyaratan modal minimal yang besar. Anda bahkan bisa memulai Cara Investasi Saham hanya dengan Rp 100.000, karena pembelian saham di Indonesia menggunakan satuan lot (1 lot = 100 lembar saham).
Filosofi Kunci dalam Memilih Saham (Pemilihan Emiten)
Setelah resmi menjadi investor dan memiliki modal di RDN, saatnya menentukan saham apa yang akan dibeli. Ini adalah inti dari Cara Investasi Saham yang strategis. Ada dua pendekatan utama yang sering digunakan oleh investor: Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal. Pemula harus menguasai keduanya untuk memahami dinamika pasar.
Analisis Fundamental (Value Investing)
Analisis fundamental adalah cara berpikir seorang pemilik bisnis. Ini adalah panduan Cara Investasi Saham yang paling disukai oleh investor legendaris seperti Warren Buffett.
Apa Fokus Analisis Fundamental?
Fokus utama analisis fundamental adalah menilai nilai intrinsik atau nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan. Investor fundamental berpendapat bahwa dalam jangka panjang, harga saham di pasar akan selalu kembali ke nilai intrinsiknya. Jadi, tujuannya adalah mencari saham yang harganya di pasar saat ini lebih rendah dari nilai intrinsiknya (disebut undervalued).
Untuk melakukan Cara Investasi Saham dengan pendekatan fundamental, Anda perlu memeriksa beberapa aspek utama:
- Kesehatan Keuangan (Rasio): Periksa laporan keuangan perusahaan. Rasio-rasio penting yang harus Anda perhatikan meliputi:
PER (Price to Earning Ratio): Menunjukkan berapa kali lipat harga saham dibandingkan dengan laba bersih per saham. PER rendah sering diartikan sebagai undervalued*.
PBV (Price to Book Value*): Membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. PBV di bawah 1,0 sering dianggap murah.
ROE (Return on Equity*): Mengukur seberapa efisien perusahaan menghasilkan laba dari modal yang dimiliki pemegang saham. ROE tinggi (di atas 15%) umumnya dianggap baik.
- Kualitas Manajemen: Siapa yang menjalankan perusahaan? Apakah tim manajemen memiliki rekam jejak yang baik, transparan, dan berorientasi pada kepentingan pemegang saham?
- Prospek Bisnis dan Industri: Apakah perusahaan beroperasi di industri yang sedang berkembang? Apakah produk/layanannya masih akan relevan 10-20 tahun ke depan? Investor yang menerapkan Cara Investasi Saham ini selalu memandang jauh ke depan.
Sebagai contoh nyata, investor fundamental akan mempelajari kinerja bank-bank besar, perusahaan telekomunikasi raksasa, atau produsen komoditas unggulan selama bertahun-tahun sebelum memutuskan berinvestasi. Mereka tidak akan panik jika harga saham turun 5% hari ini, asalkan fundamental bisnis perusahaan tetap kokoh.
Analisis Teknikal (Trading Jangka Pendek)
Berbeda dengan fundamental yang melihat nilai perusahaan, analisis teknikal berfokus pada pergerakan harga dan volume transaksi di masa lalu. Pendekatan ini lebih sering digunakan oleh trader atau investor jangka pendek.
Cara Investasi Saham dengan Pendekatan Teknikal Melibatkan:
Membaca Grafik Harga (Chart): Menggunakan pola candlestick* untuk memprediksi arah pergerakan harga.
Indikator: Menggunakan alat statistik seperti Moving Average (MA), Relative Strength Index (RSI), atau Stochastic* untuk mengidentifikasi kapan saat yang tepat untuk membeli (sinyal beli) atau menjual (sinyal jual).
Support dan Resistance: Menentukan level harga di mana tekanan beli (support) atau tekanan jual (resistance*) cenderung kuat.
Tujuan dari analisis teknikal adalah membeli saham ketika harga menunjukkan tren naik (mengikuti tren) atau membeli saat harga menyentuh titik terendah (saat support) dengan harapan harga akan memantul kembali. Pendekatan ini membutuhkan disiplin tinggi dan kemampuan membaca grafik yang cepat. Bagi pemula yang baru belajar Cara Investasi Saham, disarankan untuk tidak menjadikan analisis teknikal sebagai satu-satunya pegangan utama, kecuali Anda berencana untuk menjadi trader aktif.
Strategi Jangka Panjang dalam Cara Investasi Saham
Setelah Anda menguasai dasar-dasar memilih saham, saatnya menyusun strategi jangka panjang. Mengapa jangka panjang? Karena data historis menunjukkan bahwa investasi di pasar modal, secara rata-rata, selalu memberikan imbal hasil positif dalam kurun waktu 10 tahun atau lebih, meskipun ada banyak gejolak di antaranya.
Diversifikasi dan Pentingnya Uang Dingin (Idle Cash)
Salah satu nasihat paling bijak dalam Cara Investasi Saham adalah pepatah lama: “Jangan taruh semua telur Anda dalam satu keranjang.”
1. Prinsip Diversifikasi:
Diversifikasi berarti menyebar risiko investasi Anda ke berbagai sektor atau jenis aset. Jika Anda hanya berinvestasi pada satu perusahaan, dan perusahaan tersebut bangkrut, Anda akan kehilangan 100% modal Anda. Sebaliknya, jika Anda menyebar modal Anda ke 10 perusahaan dari 5 sektor berbeda (misalnya, bank, telekomunikasi, komoditas, ritel, dan properti), dan salah satu bangkrut, kerugian Anda hanya 10% dari total modal.
Cara Investasi Saham melalui Diversifikasi Sektor:
Sektor Keuangan (Banks): Sering dianggap blue chip* dan stabil.
- Sektor Konsumsi Primer (Ritel): Perusahaan yang produknya akan selalu dibeli orang (makanan, minuman).
- Sektor Energi/Bahan Baku: Perusahaan yang berbisnis di bidang batu bara, nikel, atau minyak.
- Sektor Teknologi/Digital: Meskipun risikonya tinggi, potensinya juga besar.
Melakukan diversifikasi ini adalah bagian integral dari Cara Investasi Saham yang bijak dan bertujuan untuk melindungi modal Anda dari risiko spesifik satu perusahaan.
2. Pentingnya Idle Cash (Uang Dingin):
Seperti yang sudah disinggung di awal, kunci Cara Investasi Saham yang sukses adalah menggunakan uang yang tidak Anda butuhkan. Ini akan memberikan Anda dua keuntungan besar:
Menghindari Forced Selling*: Anda tidak akan terpaksa menjual saat harga sedang turun drastis hanya karena tiba-tiba Anda membutuhkan uang tersebut untuk membayar cicilan atau biaya tak terduga.
Memanfaatkan Peluang: Ketika pasar sedang panik dan harga saham-saham bagus turun drastis (diskon), Anda memiliki idle cash* yang siap digunakan untuk membeli lebih banyak, sebuah strategi yang dikenal sebagai membeli pada saat krisis.
Konsep DCA (Dollar Cost Averaging) vs. Lump Sum
Dua metode utama dalam menyetor modal adalah DCA dan Lump Sum. Pemahaman tentang keduanya membantu Anda menentukan Cara Investasi Saham yang paling cocok untuk kondisi finansial Anda.
1. DCA (Dollar Cost Averaging):
DCA adalah metode di mana Anda menginvestasikan sejumlah uang yang sama secara berkala, terlepas dari harga saham saat itu.
Contoh:* Anda berkomitmen menginvestasikan Rp 1 juta setiap tanggal 10.
- Bulan Januari: Harga saham A Rp 1.000 (Anda dapat 10 lot).
- Bulan Februari: Harga saham A turun jadi Rp 500 (Anda dapat 20 lot).
- Bulan Maret: Harga saham A naik jadi Rp 2.000 (Anda dapat 5 lot).
Keuntungan DCA adalah menghilangkan tekanan untuk menebak-nebak kapan harga saham berada di titik terendah (disebut market timing). Anda secara otomatis membeli lebih banyak saham saat harganya murah dan lebih sedikit saat harganya mahal, sehingga harga rata-rata perolehan Anda akan menjadi optimal seiring waktu. Ini adalah Cara Investasi Saham yang sangat direkomendasikan untuk pemula.
2. Lump Sum:
Lump Sum adalah metode di mana Anda menginvestasikan seluruh modal yang Anda miliki sekaligus.
Contoh:* Anda punya dana Rp 100 juta dan langsung membelikan semuanya pada hari ini juga.
Secara statistik, Lump Sum sering kali menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada DCA dalam jangka panjang, terutama di pasar yang cenderung naik. Namun, risikonya juga lebih besar: jika Anda kebetulan berinvestasi tepat sebelum terjadi penurunan pasar yang besar (seperti krisis), kerugian awal Anda bisa sangat signifikan. Metode Cara Investasi Saham ini lebih cocok untuk investor berpengalaman yang yakin dengan kondisi pasar saat ini.
Risiko dan Pengamanan dalam Dunia Saham
Setiap keuntungan yang tinggi selalu datang dengan risiko yang sepadan. Untuk menjadi investor yang bijak, Anda harus mengetahui risiko-risiko ini dan bagaimana cara memitigasinya. Bagaimanapun juga, memahami risiko adalah bagian penting dalam praktik Cara Investasi Saham yang bertanggung jawab.
Mengenali Bandar dan Pom-pom Stock
Pasar saham adalah tempat yang dinamis, tetapi juga rentan terhadap manipulasi. Penting bagi pemula untuk mengenali praktik-praktik yang merugikan:
Pom-pom Stock (Saham Gorengan): Ini adalah saham dengan likuiditas rendah (jarang ditransaksikan) dan fundamental yang buruk, tetapi harga sahamnya dinaikkan secara artifisial oleh sekelompok orang atau influencer dengan tujuan menarik perhatian publik. Setelah banyak orang (terutama investor kecil) ikut membeli, harga mencapai puncaknya. Lalu, si pelaku pom-pom* akan menjual semua sahamnya, menyebabkan harga anjlok drastis dan meninggalkan investor kecil dalam kerugian besar.
Mitigasi:* Hindari saham-saham yang naik terlalu cepat tanpa didukung oleh berita fundamental yang kuat (misalnya, peningkatan laba). Fokuslah pada perusahaan besar dan transparan ketika menjalankan Cara Investasi Saham Anda.
- Insider Trading: Ini adalah tindakan ilegal di mana orang dalam perusahaan (direktur, manajer kunci) melakukan transaksi saham berdasarkan informasi rahasia yang belum diketahui publik. Ini adalah pelanggaran serius dan melanggar prinsip keadilan dalam Cara Investasi Saham.
Peran OJK dan KSEI: Perlindungan Investor
Kabar baiknya, pasar modal di Indonesia memiliki pengawasan yang ketat. Memahami peran lembaga-lembaga ini akan memberikan Anda kepercayaan diri dalam menjalankan Cara Investasi Saham.
| Lembaga | Peran Utama dalam Melindungi Investor |
| :—: | :—: |
| Otoritas Jasa Keuangan (OJK) | Lembaga pengawas tertinggi yang memastikan seluruh pelaku pasar modal (BEI, sekuritas, emiten) beroperasi secara jujur, adil, dan transparan. |
| Bursa Efek Indonesia (BEI) | Penyelenggara pasar saham. Bertugas menyediakan fasilitas perdagangan dan memantau emiten agar mematuhi aturan pelaporan. |
| Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) | Menjamin keamanan aset saham Anda (dalam bentuk scriptless atau tanpa warkat). KSEI mencatat kepemilikan saham setiap investor. Saham yang Anda beli disimpan di KSEI atas nama Anda, bukan sekuritas. |
Sistem perlindungan ini memastikan bahwa meskipun perusahaan sekuritas tempat Anda membuka rekening mengalami masalah, kepemilikan saham Anda tetap aman karena tercatat di KSEI atas nama Anda sendiri. Jadi, Anda bisa menjalankan Cara Investasi Saham dengan lebih tenang.
Kesimpulan: Langkah Akhir Menuju Investor Saham yang Sukses
Memulai Cara Investasi Saham bukanlah perlombaan lari cepat, melainkan maraton yang membutuhkan konsistensi, kesabaran, dan kemauan untuk terus belajar. Jangan pernah merasa Anda harus menjadi ahli dalam semalam. Pasar saham akan selalu ada, dan peluang akan selalu datang. Kunci sukses Cara Investasi Saham terletak pada kedisiplinan dan mental yang kuat dalam menghadapi gejolak pasar.
Ringkasan Langkah Kunci Cara Investasi Saham:
- Siapkan Mental dan Dana: Tentukan tujuan jangka panjang, kenali profil risiko, dan gunakan uang dingin (idle cash) saja.
- Buka Akun Resmi: Pilih sekuritas terpercaya yang diawasi OJK dan aktifkan RDN/SID Anda.
- Pelajari Emiten: Fokus pada Analisis Fundamental untuk investasi jangka panjang, cari perusahaan yang undervalued dan memiliki prospek bagus.
- Terapkan Strategi: Mulai dengan DCA, lakukan diversifikasi, dan ulangi proses investasi secara teratur.
- Reviu dan Evaluasi: Selalu tinjau kembali kinerja portofolio Anda setidaknya setahun sekali, dan sesuaikan strategi Anda seiring berjalannya waktu.
Jangan menunda lagi untuk mempraktikkan Cara Investasi Saham ini. Dengan pertumbuhan positif pasar modal Indonesia dan kemudahan akses yang ditawarkan, sekarang adalah waktu terbaik untuk memulai perjalanan finansial Anda.
*
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Berapa modal minimal untuk memulai cara investasi saham?
Anda bisa memulai Cara Investasi Saham hanya dengan modal mulai dari Rp 100.000, karena pembelian saham di BEI menggunakan satuan lot (1 lot = 100 lembar saham). Harga satu lot dihitung dari harga per lembar dikalikan 100. Sebagai contoh, saham seharga Rp 1.000 per lembar, berarti satu lotnya adalah Rp 100.000.
Apakah cara investasi saham lebih baik daripada reksa dana?
Tidak ada jawaban tunggal. Cara Investasi Saham secara langsung menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, tetapi juga membawa risiko yang lebih besar dan membutuhkan waktu serta pengetahuan yang lebih banyak. Reksa Dana lebih cocok untuk pemula yang ingin langsung berinvestasi dengan diversifikasi otomatis dan diurus oleh Manajer Investasi, namun potensi keuntungannya mungkin tidak setinggi jika Anda berhasil memilih saham secara mandiri.
Apa yang harus dilakukan jika harga saham yang sudah dibeli turun drastis?
Jika harga saham turun, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah meninjau kembali fundamental perusahaan. Jika fundamental perusahaan masih solid* dan prospek bisnisnya tidak berubah, penurunan harga adalah kesempatan untuk membeli lebih banyak (DCA). Jika fundamental perusahaan memburuk (misalnya, laba rugi terus merugi atau utang membengkak), maka ini mungkin saatnya untuk mempertimbangkan menjual (cut loss*) untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Apakah semua keuntungan dari cara investasi saham dikenakan pajak?
Ya, ada dua jenis pajak:
- Pajak Penghasilan (PPh) atas Dividen: Dividen yang Anda terima dari saham kini berpotensi tidak dikenakan pajak jika diinvestasikan kembali di dalam negeri sesuai aturan yang berlaku.
- Pajak Transaksi Jual Saham: Setiap keuntungan dari penjualan saham (capital gain) dikenakan PPh Final sebesar 0,1% dari nilai transaksi jual (bukan dari keuntungannya), dan ini langsung dipotong oleh sekuritas Anda.









